LAPANGAN TERBANG
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Bandar
udara (disingkat: Bandara ) atau Pelabuhan Udara merupakan sebuah
fasilitas tempat pesawat
terbang dapat lepas
landas dan mendarat. Bandar
udara yang paling sederhana minimal memiliki sebuah landas
pacu namun bandara-bandara besar biasanya
dilengkapi berbagai fasilitas lain, baik untuk operator layanan penerbangan
maupun bagi penggunanya.
: Bandar udara adalah
area
tertentu di daratan atau perairan (termasuk bangunan, instalasi dan peralatan) yang diperuntukkan baik secara keseluruhan
atau sebagian untuk kedatangan,
keberangkatan dan pergerakan pesawat.
Sedangkan definisi bandar udara
menurut PT (persero) Angkasa Pura adalah "lapangan udara, termasuk segala bangunan dan peralatan yang merupakan kelengkapan minimal untuk menjamin tersedianya fasilitas bagi angkutan udara untuk masyarakat".
Pada masa awal
penerbangan, bandar udara hanyalah sebuah tanah lapang berumput yang bias
didarati pesawat dari arah mana saja
tergantung arah angin.
Di masa Perang Dunia I, Bandar udara mulai dibangun permanen seiring meningkatnya penggunaan pesawat terbang dan landas pacu mulai terlihat seperti sekarang. Setelah perang, Bandar udara mulai ditambahkan fasilitas komersial untuk melayani penumpang.
Sekarang, Bandar udara bukan
hanya tempat untuk naik dan turun pesawat. Dalam perkembangannya, berbagai fasilitas ditambahkan seperti
toko-toko, restoran,
pusat kebugaran, dan butik-butik merek ternama apalagi di bandara-bandara baru.
Kegunaan Bandar
udara selain sebagai terminal lalu lintas manusia / penumpang juga
sebagai terminal lalu lintas barang. Untuk itu, di sejumlah bandar udara yg berstatus Bandar
udara internasional ditempatkan petugas bea dan cukai. Di indonesia bandar udara yang
berstatus Bandar udara internasional antara lain Polonia (Medan), Soekarno-Hatta
(Cengkareng), Djuanda (Surabaya), Sepinggan (Balikpapan), Hasanudin (Makassar)
dan masih banyak lagi.
Fasilitas bandar udara
yang terpenting adalah:
Sisi Udara (Air Side)
landas
pacu yang
mutlak diperlukan pesawat. Panjangnya landas pacu biasanya tergantung dari besarnya pesawat yang dilayani. Untuk bandar udara perintis yang melayani pesawat kecil, landasan cukup dari rumput ataupun tanah diperkeras (stabilisasi). Panjang landasan perintis umumnya 1.200 meter dengan
lebar 20 meter, misal melayani Twin Otter, Cessna, dll. pesawat kecil
berbaling-baling dua (umumnya cukup 600-800 meter saja). Sedangkan untuk bandar
udara yang agak ramai dipakai konstruksi aspal, dengan panjang 1.800 meter dan lebar 30 meter. Pesawat yang dilayani adalah jenis turbo-prop
atau jet kecil seperti Fokker-27, Tetuko 234,
Fokker-28, dlsb. Pada bandar udara yang
ramai, umumnya dengan konstruksi beton dengan panjang 3.600 meter dan lebar
45-60 meter. Pesawat yang dilayani adalah jet sedang seperti Fokker-100, DC-10,
B-747, Hercules, dlsb. Bandar udara international terdapat lebih dari satu
landasan untuk antisipasi ramainya lalu lintas.
Apron adalah
tempat parkir pesawat yang dekat dengan bangunan terminal, sedangkan taxiway menghubungkan
apron dan run-way. Konstruksi apron umumnya beton bertulang, karena memikul
beban besar yang statis dari pesawat
Untuk keamanan dan pengaturan, terdapat Air Traffic
Controller , berupa
menara khusus pemantau yang dilengkapi radio control dan radar. Karena dalam bandar udara sering terjadi kecelakaan, maka diseduiakan
unit penanggulangan kecelakaan (air rescue service) berupa peleton penolong dan
pemadan kebakaran, mobil pemadam kebakaran, tabung pemadam kebakaran,
ambulance, dll. peralatan penolong dan pemadam kebakaran Juga ada fuel
service untuk mengisi bahan bakar avtur.
Sisi Darat (Land Side)
Terminal
bandar udara atau concourse adalah pusat urusan penumpang yang datang atau
pergi. Di dalamnya terdapat pemindai bagasi sinar X, counter check-in, (CIQ,
Custom - Inmigration - Quarantine) untuk bandar udara internasional, dan ruang
tunggu (boarding lounge) serta berbagai fasilitas untuk kenyamanan penumpang.
Di bandar udara besar, penumpang masuk ke pesawat melalui garbarata atau avio
bridge. Di bandar udara kecil, penumpang
naik ke pesawat melalui tangga (pax step) yang bisa dipindah-pindah.
Curb, adalah tempat penumpang naik-turun dari
kendaraan darat ke dalam bangunan terminal
Parkir
kendaraan, untuk parkir para penumpang dan
pengantar/penjemput, termasuk taksi.
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Landas
pacu adalah sepetak lahan yang digunakan
oleh pesawat
terbang untuk
lepas
landas atau pendaratan yang
dapat berupa aspal atau rumput. Dalam bahasa
Inggris disebut
runway .
B. PENAMAAN
B. PENAMAAN
Nama landas pacu diambil dari arahnya dengan
pembulatan ke puluhan terdekat, contoh: 36 untuk landas pacu yang mengarah ke
360 derajat (utara).
Karena sebuah landas pacu bisa dipakai dua arah, penamaan pun ada dua dengan
selisih 18. Contoh: landas pacu 09/27. Apabila bandara memiliki
beberapa landas pacu dengan arah sama, akan diidentifikasi dengan penambahan huruf L, C, dan R untuk Left Center, dan
Right (kiri, tengah, kanan) yang
ditambahkan di akhir. Contoh: landas pacu 02R/20L.
C. TEKNIS
Pada umumnya landasan pacu memiliki lapisan aspal "hotmix " dengan identifikasi angka derajat dan arah
yang dituliskan dengan huruf, serta garis garis yang mirip dengan "
zebra cross" pada ujung ujungnya yang semakin berkurang jumlah
garisnya bila menuju ke tengah landasan yang menunjukkan saat saat pesawat harus
touch down (roda roda menyentuh landasan saat mendarat) serta take
off (melandas). Pada
landasan-landasan tertentu, ujung ujung landasan yang digunakan untuk touch down atau take off digunakan
lapisan beton, bukan aspal, untuk menghindari melelehnya aspal
pada saat pesawat take off dengan kekuatan mesin penuh, khususnya pesawat tempur yang menggunakan mekanisme afterburner sehingga menimbulkan semburan api pada nozzle (saluran buang) mesin pesawat. Aspal yang digunakan yang terbaik adalah aspal
alam, dan yang terbaik digunakan adalah aspal yang dihasilkan dari negara Trinidad dan Tobago, jadi tidak menggunakan aspal hasil olahan minyak bumi, yang mudah mencair/melunak akibat panas matahari,
tekanan dan panas yang ditimbulkan dari semburan gas buang mesin pesawat. Pada
bagian bawah lapisan aspal digunakan lapisan batu kali, bukan batu koral
seperti halnya penggunaan pengaspalan jalan raya. Landasan pacu dibuat dengan
perhitungan teknis tertentu sehingga permukaannya tetap kering, sekalipun pada
musim hujan, dan mencegah tergenangnya landasan yang mengakibatkan pesawat
mengalami aquaplanning, terutama saat mendarat yang sangat
membahayakan.Pada tepi kanan dan kiri serta ujung ujung landas pacu diberi
lampu-lampu dan tiang-tiang navigasi yang digunakan untuk membantu navigasi
terlebih lebih pada cuaca buruk dan penerbangan malam hari.
Landas pacu
sebuah lapangan terbang perintis di Papua
Landas pacu bandara perintis memiliki konstruksi yang
lebih sederhana dibandingkan bandara bandara komersial terlebih lebih di
kawasan terpencil. Landasan pacu ini dikenal sebagai airstrip. Terkadang
hanyalah lajur tanah yang diperkeras yang diberi lapisan rumput, dan untuk
mencegah amblasnya tanah digunakan lonjoran lonjoran baja atau alas marston
(lapisan plat baja yang berlubang lubang). Di Indonesia,
landasan seperti ini digunakan di daerah
pedalaman Irian Jaya atau Papua. Konstruksi landas pacu seperti ini digunakan pada
masa Perang Dunia II untuk kepentingan militer karena pembuatannya lebih praktis.
Panjang landasan pacu bergantung pada suhu, kecepatan dan arah angin, serta
tekanan udara di sekitarnya. Di daerah gurun dan di dataran tinggi, umumnya
landas pacu yang digunakan lebih panjang daripada yang umum digunakan di bandara-bandara bahkan bandara internasional, karena tekanan udara yang lebih rendah. Sebagai
contoh, landas pacu di kota Doha, Qatar memiliki ukuran panjang sampai lebih dari 5.000 meter.
Landasan tertentu
dilengkapi dengan kabel penahan pesawat untuk pendaratan ( arrester
cable) bahkan pelontar pesawat (catapult), terutama untuk landasan pendek dan landasan
pada kapal induk.
·
D. PEMELIHARAAN
Landas pacu pada setiap bandara umumnya dibersihkan dari
debu atau kerikil, bahkan benda benda asing lainnya yang akan membahayakan
keselamatan penerbangan (dalam dunia penerbangan, benda asing tersebut dikenal
sebagai FOD). Kecelakaan pesawat terbang di landasan pacu umumnya disebabkan
karena adanya benda benda asing baik yang masuk ke dalam mesin pesawat maupun
merusak badan pesawat atau roda pesawat saat pesawat lepas landas atau
mendarat. Hal tersebut seperti yang dialami pesawat Concorde di Bandara Charles de
Gaulle, Paris, Perancis
pada tahun 2000 yang menyebabkan pesawat terbakar dan jatuh yang menewaskan
seluruh penumpang, krew dan penduduk setempat. Selebihnya karena cuaca dan
bahkan gangguan burung sehingga umumnya di setiap bandara komersial bahkan
perintis dilengkapi menara pengawas yang mengawasi lalu lintas penerbangan,
komunikasi bahkan informasi cuaca. Pada bandara tertentu, dilengkapi sensor dan
pengusir burung dan sensor cuaca serta sensor untuk mengukur tingkat kebisingan
yang ditimbulkan dari mesin pesawat.
Selain itu pula,
setiap landasan dilengkapi dengan kendaraan penyapu landasan dan peralatan
bahan kimia pembersih landasan khususnya untuk membersihkan sisa
sisa jejak karet yang ditimbulkan oleh roda-roda pesawat yang bila tidak
dibersihkan juga dapat mengganggu
keselamatan penerbangan.
KONFIGURASI
DASAR LANDAS PACU
Banyak Macam
konfigurasi landas pacu, sebagian konfigurasi adalah kombinasi dari konfigurasi
dasar. Konfigurasi dasar adalah:
a Landasan Pacu
Tunggal
b) Landasan Pacu Pararel
c) Landasan Pacu Jalur Ganda
d) Landasan Pacu Silang
e) Landasan Pacu V Terbuka
Ø
Landas Pacu Tunggal (Single Runway)
Konfigurasi landas pacu ini merupakan
jenis paling sederhana, sebagian besar lapangan terbang di Indonesia adalah
landasan tunggal. Kapasitas landasan pacu tunggal dalam kondisi Visual Flight
Rule (VFR) antara 45-100 gerakan tiap jam, sedangkan dalam kondisi IFR
(Instrument Flight Rule) kapasitasnya berkurang menjadi 40-50 gerakan
tergantung kepada komposisi pesawat campuran dan tersedianya alat bantu
Navigasi.
Ø Landas Pacu Parallel (Parallel Runways)
Konfigurasi landas
pacu ini memungkinkan peningkatan kapasitas; semakin banyak jumlah landas pacu
semakin besar kapasitas bandar udara yang bersangkutan. Kapasitas landasn
sejajar terutama tergantung kepada jumlah landasan dan pemisahan/penjarakan
antara dua landasan. Penjarakan landasan dibagi menjadi tiga:
1.Berdekatan
(close) mempunyai jarak sumbu ke sumbu 213 m (untuk lapangan terbang pesawat
transport), minimum 1067 dalam kondisi
IFR.
2.Landasan
sejajar menengah (intermediate) dipisahkan dngan jarak 107 m –1524 m.
3.Landasan
sejajar jauh (Far) dipisahkan dengan jarak 1310m atau lebih.
Ø Landas Pacu Jalur Garda (Dual Lane Runway)
Konfigurasi landas
pacu ini merupakan dua landas pacu parallel yang saling berdekatan dengan
landas hubung keluar masing-masing. satu landas pacu untuk kedatangan yaitu
yang terjauh dari bangunan terminal dan yang terdekat dengan bangunan terminal
untuk pemberangkatan.
Ø Landas Pacu Silang (Intersecting Runways)
Konfigurasi landas
pacu ini terdiri dari dua atau lebih landas pacu yang berbeda arah satu dari
yang lainnya. Hal ini didasarkan atas kebutuhan untuk mengatasi arah angin yang
bertiup lebih dari satu arah dan berdampak pada angin samping (cross
winds) yang kuat jika menghandalkan satu.
Ø Landas Pacu V-Terbuka (Open-V Runways)
Konfigurasi landas pacu memberi manfaat hampir sama
dengan jenis intersecting runways (jika angin bertiup kuat dari satu arah)
hanya saja jika tiupan angin tidak terlalu kuat, kedua landas pacu dapat
digunakan bersama-sama. Untuk gambar konfigurasi landas pacu dapat dilihat di
biku Perencanaan Lapangan terbang Ir.Heru Basuki hal. 149.
Sumber : Basuki Heru. 1986.
Meranacang, Merencana Lapanagn Terbang.Bandung: PT. Alumni
Komentar
Posting Komentar